Senin, 25 Oktober 2010

Pro Green melalui Green Marketing

by: H.Asrul Hoesein
(Pendiri Gerakan Indonesia Hijau)

Green marketing sebagai salah satu istilah dalam ilmu pemasaran sebenarnya telah lama muncul yaitu sekitar tahun 80-an akhir. Lompatan baru dunia marketing/pemasaran dikejutkan dengan buku John Grant yang berjudul “The Green Marketing Manifesto” membuat kepekaan dunia usaha makin tinggi terhadap lingkungan hidup. Pada saat-saat itulah berbagai merek mendapatkan milestone-nya seperti The Body Shop (TBS), Ecover, Naturals Range dan Down to Earth. Istilah Green Marketing juga mempunyai kesamaan dengan istilah Environmental Marketing and Ecological Marketing.
Pemasaran Hijau (Green Marketing) telah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Baik Green Marketing yang mengedepankan Green-Input, Green-Process, maupun Green-Output serta segala hal yang berhubungan dengan penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan oleh perusahaan. Seperti yang diketahui, Proses produksi (barang-atau jasa) yang kemudian dijual kepada konsumen mempunyai 3 tahap secara garis besar : input - process - output. Marketing berusaha menjual produk perusahaan dengan berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Green marketing sebagai konsep strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan hidup. Dapat juga berarti konsep strategi pemasaran produk produsen yang peduli lingkungan hidup bagi konsumen. Hal ini juga bisa digabungkan antara keduanya, produsen yang peduli lingkungan hidup memasarkan produknya kepada konsumen yang peduli lingkungan hidup. Apapun itu, pada dasarnya kedua belah pihak diuntungkan dengan nilai tambah bahwa orang-orang disekitarnya pun mendapatkan keuntungan atas keadaan lingkungan yang makin membaik.
Gerakan Green Marketing, Green Consumer, Environmental Marketing and Ecological Marketing atau apapun istilahnya semoga dapat lebih menyelamatkan lingkungan hidup, dan sebagai pertanggungjawaban perusahaan terhadap kerusakan lingkungan (environment burden) secara langsung maupun tidak langsung.
Riset menunjukan bahwa produk-produk ramah lingkungan (Green Products) banyak mengalami kegagalan karena terjebak pada pemenuhan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan tanpa memberi nilai yang bisa diterima dan berguna bagi konsumen yang membelinya.
Green Product (produk yang berwawasan lingkungan) adalah merupakan suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsiannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang dapat didaur ulang. Seperti yang telah dilakukan oleh binaan PT. Unilever yang telah tergabung dalam komunitas Trashion. Di sini ibu-ibu diberi kesempatan berkreasi membuat berbagai barang seperti paying, tas, dll berbahan bekas kemasan detergen Sunlight. Bukan kain atau kulit. Tujuan program ini jelas untuk mengajak masyarakat ramah lingkungan dengan menghindari membuang sampah kemasan dengan seenaknya.
Namun yang menjadi pertanyaan besar apa hubungan antara program ramah lingkungan ini dan marketing? Tanpa mengabaikan yang lain program ramah lingkungan ini sesungguhnya digunakan atau dimanfaatkan untuk membentuk dan membangun citra “kepedulian”.
Tidak hanya itu, isu lingkungan bahkan dapat dijadikan basis positioning yang kuat. Terutama apabila isu lingkungan ini benar-benar telah menjadi needs konsumen di masa akan datang.
Pemerintah perlu membuat regulasi tentang aplikasi Green Marketing ini, khususnya diperuntukkan kepada perusahan yang memproduksi barang (produsen) harus melakukan hal ini, sebut misalnya, menarik kembali kemasannya dengan memberi nilai (harga) per satuan kemasan, artinya ada nilai tambah dari kemasan itu, seperti kemasan pasta gigi, kemasan makanan instan, kemasan rokok, dll. Semua ini merupakan sebuah upaya (solusi) kegiatan ramah lingkungan, jelaslah akan mengurangi atau meminimalisir sampah.
Google Image_dok@Asrul
Sumber Gambar: Google Image_dok@Asrul
Termasuk pula adanya link khusus “Nokia Green Ambassador” di blog kompasiana atau di rumah sehat ini, juga merupakan pendukung atau mengawal program ramah lingkungan atau Tag pro green yang perlu diapresiasi oleh rekan kompasianer, sebagai sumber atau solusi terhadap perubahan iklim, atau dalam rangka geliat Stop Global Warming.
Info : Produksi Pupuk Organik Basis Sampah Kota (Produksi Ramah Lingkungan,“Green Products”) klik di sini (PT. Cipta Visi Sinar Kencana, Bandung) atau Proposal Pengelolaan Sampah Kota Basis Komunal klik di sini (AsrulHoeseinBrother.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Anda sudah Mampir dan Komentarnya Di Blog MGS ini,Kami nanti kedatangan Anda berikutnya, salam sukses.

Mari Selamatkan Bumi Kita dengan Bersahabat

Gadis Bandung Mengelola Sampah Rumah

Bisnis Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek Orchid Aglaonema

Anda Butuh Baju Cantik, InFo Klik diBawah, Anda Belanja Sendiri

Makassar Green School Headline Animator

http://indonetwork.co.id/kencana_makassar

http://indonetwork.co.id/kencana_makassar
Sampah organik- material sisa keluaran makhluk hidup ( manusia, tumbuhan, hewan) akan membusuk dan menimbulkan bau bila lebih 24 jam tanpa oksigen. Mengatasi sampah sumber penyakit ini adalah dengan gaya hidup baru. Pilah sampah, Olah Menjadi Kompos.

Mikroba Pengurai Dalam Peran Mendekomposisi Sampah Menjadi Kompos (Composting Process)

Mikroba Pengurai Dalam Peran Mendekomposisi Sampah Menjadi Kompos (Composting Process)
Secara alami material organik- berasal dari keluaran makhluk hidup ( tumbuhan, hewan dan manusia) akan terurai menjadi humus. Alam telah memiliki mikrorganisma dalam tanah, memiliki Carbon dioxida di udara dan air. Kebutuhan adanya penguraian bahan organik ( sampah) untuk kemanfaatannya bagi manusia, membuat lahirnya teknologi pengomposan (composting) agar dekomposisi sampah menjadi cepat, tidak berbau dan menghasilkan polutan maupun lebih meningkatkan derajat manusia pengelolanya. Teknologi Phoskko ( berujud alat media Komposter Biophoskko, aktivator Kompos Green Phoskko dan Mineral Penggembur Green Phoskko) adalah salah satu pilihan teknologi yang sedang digemari masyarakat saat ini- karena kepraktisan dan efisiennya

Skema Alur Proses dan Pemanfaatan Sampah

Skema Alur Proses dan Pemanfaatan Sampah
Sampah diartikan sebagai material sisa yang belum mendapat pengelolaan. Dengan mengelolanya secara baik, bijak dan benar akan menjadikan sampah suatu sumberdaya baru yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Dalam kerangka mendayagunakan itulah perlunya analisis atas karakter berbagai jenis sampah dan mendapatkan teknologi yang tepat bagi pengelolaannya.

GREEN & CLEAN LIFESTYLE

GREEN & CLEAN LIFESTYLE
Sekolah-Ku Bersih, Hijau dan Mandiri

Pelopor Pengguna Paket Teknologi Phoskko Adalah Auto 2000

Pelopor Pengguna Paket Teknologi Phoskko Adalah Auto 2000
Pada level perusahaan besar, Auto 2000 di Surabaya adalah pengguna paket teknologi Phoskko bagi pengelolaan sampah organik di berbagai Outlet Auto Servicenya. Skala suatu outlet telah menyumbang pada penciptaan lingkungan bengkel menjadi resik, asyik dan unik dengan aneka tanaman obatnya.

Menularkan Virus Visi Green & Gardening Spirit ! Melalui Pameran

Menularkan Virus Visi Green & Gardening Spirit ! Melalui Pameran
Menghijaukan Kota dimulai dengan penyediaan kompos diolah secara mandiri dari bahan sampah di rumah serta lingkungan